Home

Sunday, May 18, 2014

Puisi: Saat Itu Bulan Mei

Beberapa hari yang lalu, saat langit Jakarta dihiasi oleh rintik hujan yang lembut, aku menemukan sepotong puisi tua yang usang di sudut kenangan.

Bisa dibilang itu adalah puisi masa kelabilan, bisa jadi ia adalah saksi bisu dari proses kedewasaanku.

Menggambarkan suatu Mei yang manis, dua belas tahun silam.Subhanallaah..


Naah..



Saat itu bulan Mei,
Kududuk sendiri dsana
Menantikan engkau yg berjalan
Di samping jendela biru
Kelasku

Saat itu bulan Mei,
Kulayangkan pandang
Dari kaca jendela biru
Kau dan seutas senyum,
menyapaku

Saat itu bulan Mei,
Aku di sana menyangka
Senyum itu untukku sendiri
Kau bagikan cuma

Saat itu bulan Mei,
Kutunggu surya mengusir
Mengurai salju yg membekukan hati
Menghangatkan..

Saat itu bulan Mei,
Kutunggu dirimu disana
Membawakanku sebutir asa

Lalu pandangmu menembus kaca,
Menusuk punggungku
Dan berpendar pada samping kananku
Pada sahabatku,
Senyum itu kau tuju

Saat itu bulan Mei,
Di samping jendela biru